Senin Hitam
Adakah kamu berduka hari ini ?
orang-orang berkerumun diperempatan
mengais-kais cinta luluh lantak menenteng kamus yang pudar terjemahannya
Disitu waktu layaknya peluru, mengancam, sesekali teriak nyuruh tiarap
Akal sehat diterka tinja yang perlu dibasuh dengan sumpah serapah
Adakah kamu bersedih hari ini ?
Lingkaran hitam bergandeng tangan, menyahut kepedihan terjang-menerjang
Ditengahnya, keranda welas asih dirubung lalat menunggu burung condor lewat
Masihkah sanggup menggumamkan peribahasa ? sementara kata-kata sudah lumat dimangsa karat
Disini, langit tak lagi biru meratap batu-batu merah tergarang
Adakah kamu geram hari ini ?
Ditanah lapang itu, masih ada sisa rintihan, bahkan hujan semalam tak tega menyapunya
doa-doa ditahan malaikat, Orang-orang rebutan Tuhan, anak kecil menangis di hunus pembantaian
lalu negara, masih sibuk dengan pesta pora. Mempersiapkan podium kehormatan lantang menyuarakan kemanusiaan
Dibelakang panggung, bergunjing tentang kematian menghadap meja makan
Adakah kamu hadir hari ini ?
bersulang air mata yang enggan keluar, menggumam kegelisahan sepanjang petang
duduk bersila, ada rumput yang bengis mereka-reka aksara Indonesia yang retak ujung syarafnya
kemana akan pulang, saat ibu pertiwi pingsan dalam jubah hitam
barangkali, pada atap-atap jati meranggas atau paruh garuda menua
kita masih berharap, bhinneka tunggal ika masih dibaca rahmat yang harus dijaga
Adakah kamu terjaga hari ini ?
___
Hutan belantara, 7 Februari 2011
Erik supit
http://www.facebook.com/eriksupit
http://www.twitter.com/eriksupit
note. Tulisan seorang karib yang sebagai ungkapan kesedihan atas kejadian pelanggaran HAM khususnya terhadap peristiwa penyerangan thd Ahmadiyah di Pandeglang Senin lalu.
orang-orang berkerumun diperempatan
mengais-kais cinta luluh lantak menenteng kamus yang pudar terjemahannya
Disitu waktu layaknya peluru, mengancam, sesekali teriak nyuruh tiarap
Akal sehat diterka tinja yang perlu dibasuh dengan sumpah serapah
Adakah kamu bersedih hari ini ?
Lingkaran hitam bergandeng tangan, menyahut kepedihan terjang-menerjang
Ditengahnya, keranda welas asih dirubung lalat menunggu burung condor lewat
Masihkah sanggup menggumamkan peribahasa ? sementara kata-kata sudah lumat dimangsa karat
Disini, langit tak lagi biru meratap batu-batu merah tergarang
Adakah kamu geram hari ini ?
Ditanah lapang itu, masih ada sisa rintihan, bahkan hujan semalam tak tega menyapunya
doa-doa ditahan malaikat, Orang-orang rebutan Tuhan, anak kecil menangis di hunus pembantaian
lalu negara, masih sibuk dengan pesta pora. Mempersiapkan podium kehormatan lantang menyuarakan kemanusiaan
Dibelakang panggung, bergunjing tentang kematian menghadap meja makan
Adakah kamu hadir hari ini ?
bersulang air mata yang enggan keluar, menggumam kegelisahan sepanjang petang
duduk bersila, ada rumput yang bengis mereka-reka aksara Indonesia yang retak ujung syarafnya
kemana akan pulang, saat ibu pertiwi pingsan dalam jubah hitam
barangkali, pada atap-atap jati meranggas atau paruh garuda menua
kita masih berharap, bhinneka tunggal ika masih dibaca rahmat yang harus dijaga
Adakah kamu terjaga hari ini ?
___
Hutan belantara, 7 Februari 2011
Erik supit
http://www.facebook.com/eriksupit
http://www.twitter.com/eriksupit
note. Tulisan seorang karib yang sebagai ungkapan kesedihan atas kejadian pelanggaran HAM khususnya terhadap peristiwa penyerangan thd Ahmadiyah di Pandeglang Senin lalu.